Mawar Malaikat Kematian


Mawar, bunga lambang cinta itu kini bagaikan simbol kematian. 65 Mawar atau dalam bahasa medis disebut Cystic fibrosis adalah penyakit yang telah merenggut nyawa ayah tercintaku. Penyakit pernafasan ini menganggu paru-paru, nafas, aktifitas bahkan hidup orang yang menderitanya. Aku pikir 65 Mawar adalah nama yang cukup bagus untuk penyakit mengerikan itu.
Aku adalah seorang atlet lari jarak jauh yang hebat. sejak umurku 7 tahun aku sudah memenangkan beberapa penghargaan dari lomba lari jarak jauh tingkat kabupaten hingga provinsi. Dan keinginanku saat ini yaitu memenangkan lomba lari tingkat nasional. namun impian itu sirna sudah. Dokter mendiagnosaku menderita penyakit 65 mawar yang telah membuatku kehilanggan ayahku untuk selamanya. Mawar ini telah meruntuhkan angan, mimpi dan masa depanku. Aku ingin hidup normal seperti dulu dimana aku bisa hidup bebas tanpa ada bayang-bayang kematian menyertaiku.
Dua tahun sudah aku mengidap penyakit ini. Dan hampir dua minggu terakhir ini aku keluar masuk rumah sakit karena kondisi tubuhku yang semakin lemah. Dan kini aku mengetahui kenyataan bahwa aku akan meninggal karena penyakit itu. Ibuku berusaha menyangkal semua itu tapi dokter berkata lain.
Sore itu aku melihat brosur lomba lari jarak jauh tingkat nasional yang akan dilaksanakan hari Minggu. Detik itu juga aku berfikir bahwa aku tidak ingin mati sia-sia, aku ingin meninggal setelah aku dapat meraih mimpiku. Malamnya aku menjelaskan pada ibuku tentang keinginanku mengikuti lomba itu. Tapi jelas ibuku menolaknya. Aku terus memohon hingga akhirnya ibuku mengizinkanku. Ia memeluk tubuhku erat dan aku tahu bahwa hatinya sedang menjerit karena ia akan kehilanganku setelah kehilangan ayah.
Minggu pagi aku bersiap mengikuti lomba lari jarak jauh. Duerr..bunyi tanda dimulainya lomba berbunyi. Dan aku berlari dengan senyum bangga di wajahku. Kulihat ibuku melambaikan tangannya dengan air mata menetes di pipinya. Lintasan 6500 m ini bersaha kutempuh. Aku terus berlari sekuat tenaga hingga kulihat garis finish. Kupercepat langkah kakiku. Tapi kurasakan pernafasanu mulai terganggu. Akhirnya aku sampai di garis finish sebagai pemenang ketiga. Saat penerimaan penghargaan, aku tidak bisa menahan tubuhku yang kian melemah hingga akhirnya aku jatuh pingsan. Tubuhku drop.
Aku dilarikan di rumah sakit. Sejak detik itu juga aku tertidur lelap tanpa bisa membuka mataku lagi. Karena kini aku sudah terlahir kembali di dunia lain dimana aku bersama dengan orang-orang yang menderita penyakit yang sama denganku termasuk ayahku. Aku bebas sekarang dan selama-lamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Ungu - Kuingin Selamanya

Diberdayakan oleh Blogger.